Kenapa Harus Mencoba Linux?
Assalammualaikum wr wb.
Sudah lama tidak ngeblog lagi sangat amat lama dikarenakan kemarin itu berfokus dikuliah dan diorganisasi juga hehe. Akhirnya ada waktu senggang buat berbagi keluh kesah ku saat ini. Yep kali ini sesuai dengan jujur aku sendiri mau cerita pengalaman ku dan sampai aku melulis judul tersebut. Kenapa harus mencoba Linux?
Well, kita sendiri pasti tau dong ya dimana mana di indonesia ini sebagian besar pasar konsumen yang membeli laptop atau merakit sebuah komputer biasanya menggunakan sistem operasi Windows sebagai sistem operasi utama nya yang ia gunakan setiap hari dari pengerjaan tugas browsing hingga bermain game. Dan nyatanya memang seperti itu juga sih. Dan ada juga yang menggunakan komputer dari Apple, ya kalian tau kan? Macbook dengan MacOS nya sendiri memang cukup popoler dikalangan pekerja dan mahasiswa tentunya selain desain dan kemampuannya yang bisa diandalkan juga.
Dan sampai diparagraf ini juga ada sebagian dari kalian mungkin yang menggunakan sistem operasi berbasis Linux. Ya meskipun Linux dengan MacOS bisa dikatakan masih punya aliran darah yang sama. Karena ada hubungannya dengan UNIX. Linux, salahsatu sistem operasi terbuka / open-source yang mempunyai banyak jenis / flavour yang biasanya disebut Distro-linux. Linux yang dikemas ulang menjadi sistem operasi yang berbasis linux seperti Ubuntu, Debian, Arch Linux, Manjaro dan lain-lain. Pasti bingung kan bagi yang awam kok Linux itu ada banyak?
Linux memang banyak jenisnya, basicnya saja linux ada yang digunakan untuk server dan penggunaan pribadi. Dan selain itu juga linux beragam jenis tampilan dan berbagai command-line atau baris perintah dasar penggunaan terminalnya seperti "yum" atau "apt-get" atau pacman (cmiiw).
Disini aku hendak berbagi keluh kesah ku mengenai sistem operasi open-source yang ku pakai saat ini yang sudah lama kugunakan sejak aku dibangku kelas 1 SMK, Ubuntu. Mungkin disini aku tidak akan menjelaskan rinci darimana Ubuntu dan bagaimana dan lain lainnya. Aku akan menjelaskan pengalaman ku dalam sehari hari bersams sistem operasi ini.
Ubuntu, yaaa mungkin emang ini dari sekian banyak OS Linux yang ku bertahan memakainya, mempunyai DE (Desktop Environment) GNOME yang terkenal akan kustomisasi dan keramahan pengguna yang berfokus ke penggunaan multitasking, dengan cirikhasnya. Sebenarnya aku sendiri pernah dan mencoba bertahan menggunakan Manjaro namun terkendala dengan gnome-shell dan beberapa aplikasi yang tidak bisa dijalankan yang kudownload dari Snapd yang masih belum kutemukan fix nya. Pernah juga menggunakan Debian 9 entah kenapa saat pertama buka partisi C nya windows melalui Debian, saat booting ke Windows malah minta repair (mungkin kesalahan ku mungkin). Sempat juga menggunakan Kali Linux namun aku akuin dengan file size yang gede installernya, punya paket lengkap networking dan lain lain yang useless bagi ku saat itu. Useless yang kumaksud adalah aku tak menggunakan OS nya untuk keperluan itu. Selain itu cuma mencoba melalui Live USB saja. Dari semua DE yang dipakai dari KDE, GNOME Cinnamon dan lain-lain, cuma nyaman di Gnome karena tampilannya yang berbeda dengan yang lain kalau disamakan dengan Windows yang punya taskbar dibawah.
Ubuntu. Yaaa dimulai dari Ubuntu 14.04 dulu itu sampai sekarang 19.10 Lumayan panjang perjalannya, dari dulu menggunakan Unity versinya Ubuntu yang balik lagi memakai Gnome. Berikut tampilan Ubuntu versi customisasi ku.
Berpikir mirip miripin sama OS closed source sebelah? ahhh tidak jugaa. Tapi memang dengan ini aku nyaman menggunakannya. Ini adalah Ubuntu 19.10 yang sebentar lagi seharusnya akan keluar versi 20.04. Untuk ini aku menggunakan fitur dynamic di baris atas dengan dash to dock saja. Cukup memanjakan mata, namun kekurangannya dari laptop ku sendiri yang layarnya masih HD 1366x768 dan masih LCD jadi memang warna dan ketajamannya tidak terlalu mengagumkan, namun gapapa lah. Ayo kita mulai.
1. Browsing
![]() |
Firefox di Ubuntu |
Untuk browsing ada banyak varian pilian sama saja dengan Windows atau MacOS, ada bawaannya menggunakan Firefox, dan bisa menginstall yang lain seperti Chrome atau Opera dan katanya Microsoft Edge akan datang ke Linux. Untuk pengalaman browsing memang aku akui pada saat masih dengan harddisk, loading time untuk membuka browser chrome di linux sedikit lebih cepat dan tidak berat daripada di Windows (perspektif ku dengan Asus A455LJ dengan Core i5-5200U). Mungkin untuk peforma sangat bervariasi tergantung kondisi dan spesifikasi yang dipakai tapi yang kualami memanglah seperti ini. Tapi aku pribadi lebih nyaman menggunakan Firefox dikarenakan bagian atasnya tidak memakan tempat bisa diatur density nya. jadi browsing serasa lebih luas. Ya juga ringan sih.
2. Performa
![]() |
Membuka aplikasi yang lain bersamaan juga cukup lancar. |
Dalam soal peforma memang bukan rahasia lagi kalau Linux memang lancar digunakan. Pernah dengar kalau laptop yang udah lumayan tua mending install linux saja kan? Itu karena spesifikasi yang dibutuhkan oleh sebuah sistem operasi Linux relatif menegah kebawah. Dan jika pun memang dibutuhkan spesifikasi tinggi, ada banyak dan beragam distro linux yang lebih ringan tetapi fitur dan kernel teranyar. Biasanya yang bikin berat itu karena Desktop Environment nya dan distro itu sendiri memang digunakan untuk apa. Biasanya sih kalau mau ringan pake yang dari KDE atau Cinnamon di DE nya, dan distronya biasanya kusaranin pakai Manjaro atau Linux Mint untuk yang spesifikasi agak tua. Cuma memang untuk obat mujarab (upgrade SSD dan RAM) tergolong sangat ampuh meskipun cuma tipe SATA 2,5" saja itu SSD nya. Penggunaan RAM juga relatif rendah karena running biasanya diantara 1-2gb tergantung apa sih yang diinstall dan dijalankan. Lanjay gan.
3. Perkantoran atau Pekerjaan
![]() |
Outlook sekarang juga ada versi PWA nya menggunakan Google Chrome, dan Office dari Linux juga bisa pakai Libre Office atau WPS Office. |
Untuk urusan pekerjaan mungkin pengetikan atau apapun itu seperti email dan lain lain. Bisa dikatakan nyaman bisa dikatakan engga. Kenapa begitu? Jujur aja ya bagi ku sendiri Office dari Microsoft memang tidak bisa diduakan. Alternatifnya sih memang ada, namun tidak se useful dari Microsoft Office meskipun itu mirip. Tetep lingkungan disini penggunakan nya Microsoft Office semua jadi yaa mau ga mau di dual-boot Windows+Linux. Kalau di MacOS sih kan memang ada Microsoft Office untuk MacOS. Sedangkan di Linux tidak ada. Alternatif nya saja. Untuk email dan lain lain masih nyaman aja dibuka melalui browser atau client email seperti Thunderbird Mail atau PWA nya Outlook. Semoga saja harapannya kedepan meskipun berbayar juga, yaa Office dari Microsoft tersedia untuk Linux. Tetapi Office Online juga ada sih, tapi tetap tidak selengkap yang ada.
4. Development
![]() |
Snapcraft tempat nya melihat list aplikasi yang bisa didownload tanpa ribet unpacking dan lain-lain. |
Indahnya Linux adalah dalam hal ini. Seperti Phpstorm, Intellij Idea, Android Studio, Visual Studio Code, Atom dan lain lain aplikasi untuk pengembangan web ataupun aplikasi android juga ada tersedia untuk Linux. Linux juga biasanya jadi pilihan karena di Linux itu ringan, jadi aplikasi pengolah aplikasi yang di Windows biasanya agak berat disini agak ringan meskipun tidak signifikan. Cuma kadang bagi pemula itu cara menginstall nya tidak semudah Windows tinggal double-click executable file nya. Di linux kadang kita manually ekstrak dan kita buka Terminal dan kita akses direktorinya dulu baru jalankan file berekstensi .sh nya. Baru aplikasinya terinstall, atau kita manually memindahkan ekstrakannya ke dalam root nya Linux dan membuat shortcut untuk mengaksesnya. Sebenarnya dimana mana juga cara kerja pengistalan aplikasi ini serupa. Namun bedanya ada yang bisa dilakukan otomatis ada yang tidak, tapi enaknya di Ubuntu yang berbasis Debian ini, kita mudah mencari aplikasi untuk Ubuntu. Kita tinggal cari file dengan ekstensi .deb nya saja, dan double-click untuk meginstall. Tapi ga semua aplikasi sih. Ada juga solusi yang ada menggunakan Snapd atau Snapcraft semacam tempat perkumpulan aplikasi yang universal bisa digunakan di distro-linux apa saja. Kadang sih tinggal ketik saja skripnya seperti snap nama_aplikasi atau bisa lewat aplikasinya (waktu itu di Manjaro udah ada aplikasinya tersendiri jadi nyaman mencari apapun). Untuk pengolah gambar atau vector atau editing video. Memang tidak ada aplikasi dari Adobe tetapi juga ada alternatifnya seperti GIMP atau lainnya. Tapi ya itu juga masih belum bisa sepenuhnya tergantikan karena kutekankan lagi karena lingkup disini yang lebih banyak penggunaan aplikasi semacam Illustrator atau Premier Pro nya Adobe. Bukan masalah gabisa belajar sendiri sih, cuma perlu waktu dan memang kalau lagi kepepet ya penggunaan di Windows sih untuk editing atau bikin logo.
5. Multimedia dan Gaming
![]() |
Steam juga ada di linux. |
6. Kompatibilitas
![]() |
Driver yang dari Ubuntu nya ga bisa di fix atau dijalankan tetapi ada fixnya sendiri tapi bukan dari bawaan, jadi kudu install manual / otomatis. |
Mengenai hal ini, ini hal yang paling dasar perbedaan Linux dengan Windows. Di Linux driver itu dibawa langsung dari Kernel. Apa itu Kernel? Kernel adalah sebuah program yang merupakan inti pokok dari sebuah sistem operasi. Kernel memiliki kontrol atas segala sesuatu yang berlangsung dalam sistem. Kernel ini juga yang biasanya menyediakan / support terhadap hardware / perangkat keras modern atau lama. Kernel ini nih orangnya. Kalau di Windows setiap kia melakukan install ulang kita harus mendownload dan install "driver" agar komponen seperti IGP, Wifi, LAN, Audio dan lain-lainnya bekerja kan? Di Linux tidak seribet itu. Bahkan hal itu sudah dimuat di dalam kernel tersebut menjadi satu kesatuan universal. Jadi ketika kamu berbagi instalasi Linux ke temen, tanpa ribet kamu harus sediakan drivernya juga. Tapi ga menutup kemugkinan juga memerlukan driver sih. Kasusnya di laptop ku sendiri itu dulu jamannya masih 15.10 itu ada 2, yaitu Nvidia nya sama yang bagian intelnya (lupa namanya) tapi seiring berjalannya waktu itu sudah difix karena kernel juga selalu up-to-date menyesuaikan dengan hardware sekarang. Tapi ya bukan rahasia lagi untuk Nvidia. Hampir semua hardware itu disupport dalam Linux, memang ada juga yang tidak disupport tapi akan dicari solusinya, bisa dari open-source nya atau close-sourcenya. Bedanya kalau open-sourcenya itu para komunitas atau lainnya yang mengimprove atau mengembangkan agar di support, kalau yang close ini biasanya dari pihak produsennya sendiri yang membuat. Bukan berarti peforma menurun ya engga lah.
...
Kesimpulannya ya untuk Linux juga worth to try banget lah alternatif kalian yang mungkin Windowsnya masih pak tani atau penggunaan software pak tani juga yang mau mencoba segala sesuatu yang open-source hemat ram ataupun ringan. Linux juga worth it untuk dipakai tiap hari kok. Jangan takut akan rusak atau apapun masalah instal Linux ga rumit dan gabakal efek negatif kok. Mungkin ada yang bertanya kalau dual-boot bikin berat ga ringan ga apalah. Well dual-boot itu cuma laptop yang punya 2 OS yang terpisah kok dan itupun AMAN. Beda kalau kita menjalankan Linux di Virtual seperti Virtualbox ya pasti berat karena komputer menjalankan OS didalam OS. Dan enaknya di Linux itu dia partisinya ada ZFS di versi Ubuntu sekarang dan ada EXT4. Kalau dia pake EXT4, dari windows gabisa buka partisi itu, tapi kalau sebaliknya dari Linux bisa baca partisi NTFS nya Windows. heheheheh :v
Sekian dulu untuk pembahasan ini, insha allah dilain waktu akan kita bahas mengenai cara install Linux mau dual boot triple boot atau single boot nantinya.
Wassalammualaikum wr wb.
Komentar
Posting Komentar
Berkomentar dengan baik, dan sopan. Sehingga semua orang dapat memahami maksud mu.
Youtube Channel : https://www.youtube.com/channel/UCSbniXQrNp0NdgNMNmSPS0g
Facebook : http://www.facebook.com/zayd.ghend
Instagram : https://www.instagram.com/saifullahzaid/
Alamat Email : saifullahzaid02@hotmail.com
Ponsel : +6281317241224